SMA Negeri 3 Tebo Gelar Sosialisasi Antikorupsi
![]() |
Kepala SMA Negeri 3 Tebo saat menyampaikan sambutan. |
Negerijambi.com – Ruang laboratorium kimia di SMA Negeri 3 Tebo siang itu berbeda dari biasanya. Bukan percobaan sains yang menjadi fokus, melainkan pelajaran hidup tentang kejujuran, tanggung jawab, dan bahaya laten korupsi yang bisa menghancurkan masa depan bangsa.
Dengan tema “Korupsi Bukan Warisan, Mari Buat Perubahan”, Kejaksaan Negeri Tebo bersama Polres Tebo hadir di tengah para pelajar, membawa semangat baru: bahwa perlawanan terhadap korupsi tak bisa menunggu mereka dewasa, tapi harus dimulai dari bangku sekolah.
Adalah Iser Randa Pratama, S.H., M.H., Kepala Subseksi Penuntutan, Eksekusi, dan Eksaminasi pada Seksi Tindak Pidana Umum Kejari Tebo, yang mewakili institusinya hari itu. Dalam bahasa yang ringan namun tajam, ia menjelaskan bahwa korupsi bukan hanya tentang uang negara yang dicuri, tapi juga tentang nilai-nilai kejujuran yang dirusak. “Mulailah dari hal kecil. Jangan biasakan menyontek, jangan terbiasa memberi atau menerima sesuatu untuk keuntungan pribadi,” tegas Iser di hadapan siswa yang mendengarkan dengan serius.
![]() |
Kanit Tipikor Polres Tebo saat menyampaikan materi sosialisasi. |
Dari Polres Tebo, hadir pula Ipda Diky Pribadi, Kanit Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Satreskrim Polres Tebo. Ia memaparkan bentuk-bentuk korupsi yang sering terjadi, mulai dari suap, penggelapan, pemerasan, hingga gratifikasi. Diky mengajak siswa berpikir kritis: jika bangsa ini ingin maju, maka korupsi harus dilawan sejak dari pikiran.
“Korupsi itu bukan sekadar tindakan, tapi pola pikir. Dan pola pikir itu terbentuk sejak remaja, sejak kalian ada di bangku SMA,” ujarnya sambil menunjukkan data dan contoh nyata dampak korupsi yang menyebabkan pembangunan tersendat, jurang sosial melebar, dan pelayanan publik lumpuh.
![]() |
Rim Kejari Tebo saat memberikan materi sosialisasi. |
Sementara itu, di sudut ruangan, Kepala SMAN 3 Tebo, Mahmud Munawar, tak menyembunyikan rasa bangganya. Baginya, kehadiran aparat penegak hukum ke sekolah bukan sekadar seremoni, tapi investasi moral. “Kami ingin siswa kami tumbuh dengan karakter yang kuat. Sosialisasi ini sangat bermanfaat, bukan hanya untuk siswa, tapi juga guru dan seluruh warga sekolah,” katanya dengan mata berbinar.
Bukan hal baru bahwa korupsi seringkali dianggap urusan "orang besar". Tapi hari itu, di ruang belajar sederhana sebuah sekolah negeri di Kabupaten Tebo, para siswa belajar bahwa keberanian melawan korupsi bisa dimulai dari hal-hal kecil. Dari kejujuran saat ujian, dari menolak ajakan mencontek, hingga berani mengatakan “tidak” pada kecurangan.
Sosialisasi berakhir, namun semangat yang tertanam di benak para pelajar SMAN 3 Tebo diyakini tak akan selesai di ruangan itu. Mereka kini tahu, bahwa menjadi generasi bersih bukan slogan kosong. Bahwa masa depan Indonesia tanpa korupsi, ada di tangan mereka sendiri.***
Posting Komentar