Jalan Rabat Belon Baru Dibangun Sudah Rusak, Warga Minta Pemkab Tebo Turun Tangan
![]() |
Jalan Rabat Beton menuju Mts Tebing Tinggi. |
NegeriJambi.com – Di balik harapan akan akses jalan yang mulus dan aman, warga di sekitar MTs Negeri Tebing Tinggi, Kecamatan Tebo Tengah, justru disambut kenyataan pahit: jalan rabat beton yang baru dibangun, kini mulai hancur. Batu-batu kerikil yang mengelupas, bahkan besi tulangan yang terlihat jelas di permukaan, menjadi pemandangan yang menyakitkan di jalur yang seharusnya menunjang aktivitas pendidikan dan mobilitas masyarakat.
Minggu pagi, suara motor terdengar meraung pelan di tikungan jalan menuju madrasah. Rudi, seorang pengendara yang saban hari melewati jalan tersebut, menepikan motornya sejenak untuk melihat lebih dekat kondisi jalan.
“Baru beberapa tahun, tapi sudah begini. Batu-batunya copot, besinya muncul. Ini jelas bahaya,” katanya sambil menunjuk ke bagian yang rusak.
Bagi warga seperti Rudi, jalan bukan sekadar infrastruktur, tapi nadi penghubung aktivitas harian: anak-anak berangkat sekolah, warga menuju pasar, hingga petani yang mengangkut hasil kebun.
Ketika jalan tak lagi layak dilalui, maka bukan hanya kaki yang terantuk, tapi juga harapan warga yang kembali terluka.
Di sekeliling Rudi, beberapa warga lain mulai berkumpul, melihat dan mendokumentasikan kerusakan. Dian, pengendara motor lainnya, dengan nada kesal mengatakan,
“Kalau dibiarkan terus, ini mubazir uang negara. Ada yang salah dalam pengerjaannya. Kami sebagai warga berhak tahu dan menuntut kejelasan.”
Warga menduga ada banyak yang tidak beres sejak awal proyek ini dijalankan. Material yang digunakan dinilai tidak sesuai standar, dan pengerjaan proyek seolah hanya dikejar target, bukan kualitas.
Tak hanya itu, mereka menuding lemahnya pengawasan dari pemerintah membuat kondisi seperti ini kerap terulang — proyek baru, rusak lama.
“Kalau proyek pemerintah terus dikerjakan asal-asalan, bagaimana masyarakat bisa percaya? Kami minta Dinas PUPR Tebo jangan tinggal diam. Turun ke lapangan, lihat dengan mata kepala sendiri,” lanjut Rudi dengan nada tegas.
Dia tak sendiri. Keluhan dan protes serupa bergema dari warga sekitar, khususnya para orang tua siswa yang khawatir anak-anak mereka celaka di jalan rusak.
Masyarakat berharap ada tindak lanjut nyata dari pemerintah daerah, bukan sekadar janji atau respons normatif. Mereka mendesak agar proyek-proyek seperti ini dievaluasi secara menyeluruh.
Jika ditemukan kelalaian, kontraktor wajib melakukan perbaikan dengan dana retensi, tanpa membebani APBD lagi.
Sampai berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari Dinas PUPR Kabupaten Tebo. Namun yang jelas, jalan yang rusak ini bukan hanya tentang aspal dan beton yang mengelupas — tapi juga tentang rasa kecewa yang mengendap di hati warga, yang sekali lagi harus menunggu janji ditepati.***
Posting Komentar